Masyarakat Majalengka Harus Tangkap Peluang Bisnis Kehadiran BIJB
citra-telematikaPertumbuhan ekonomi di Jawa Barat, terutama di area Kabupaten Majalengka, bakal tumbuh pesat pada masa yang bakal datang. Ini tidak lepas dari hadirnya Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), bandara kehormatan hati warga Jawa Barat yang bakal diresmikan 2018 mendatang.
Sekretaris Perusahaan PT Bandara Internasional Jawa Barat (PT BIJB) Wasfan W Widodo mengatakan, bandara dengan segala akses pendukungnya mesti dapat ditangkap peluangnya oleh masyarakat selama untuk menambah perekonomian di area utara Jawa Barat. Sekadar diketahui, area Aerocity, Tol Cipali dan yang bakal segera beroperasi Tol Cisumdawu, serta infrastruktur transportasi massal laksana kereta api yang terintegrasi mempertegas bahwa pemerataan ekonomi telah mulai bergerak ke sana. Penyerapan tenaga kerja oleh BIJB dalam jumlah besar bakal terjadi di mana 150 ribu hingga 400 ribu bakal tersedot. Sebagai kompensasi penduduk sekitar pun pasti bakal terasa.
“Justru eksistensi BIJB menjadi penyeimbang perkembangan ekonomi di sana. Diharapkan perkembangan ekonomi di wilayah unsur utara akan bangkit. Kalau barat lebih cepat berkembang sebab memang berdampingan dengan ibu kota, tersebut sudah menjadi konsekuensi logis,” kata Wasfan di Bandung, Jumat 10 November 2017.
“Masyarakat mesti tangkap kesempatan dengan hadirnya BIJB. Karena perubahan tersebut seharusnya bukan menjadi ancaman tapi kesempatan yang mesti dihadirkan,” tambah Wasfan.
Dia mengharapkan, pemerintah setempat untuk dapat menginventarisir potensi-potensi yang bakal tumbuh kembang di area sana. Majalengka dengan segala potensi yang dimiliki, contohnya dari sektor pariwisata dapat diciptakan masyarakatnya sendiri supaya ke depannya penduduk sana tidak menjadi ‘asing di rumahnya sendiri’.
Sebagai bandara yang ditebak akan menyedot 2,7 juta orang ditahun kesatu beroperasi, mobilitas insan akan terjadi sebab menjadi lokasi persinggahan. ”Kesadaran tersebut harus terdapat proses eksodus pola pikir. Itu dapat dilakukan untuk mengerjakan kehadiran pemanfaatan bandara. Kalau teknik yang sangat kecil buat toko, kontrakan, hotel. Ini paling positif,” ungkapnya.
Sementara itu, Pengamat Ekonomi Universitas Pasundan Bandung Acuviarta Kartabi melanjutkan, ketimpangan perkembangan ekonomi untuk area utara dan barat akan terselesaikan dengan kehadiran BIJB. Pasalnya sejauh ini perkembangan ekonomi di Majalengka ingin lambat dimana IPM melulu bergerak diangka selama 64,55. Pergerakan ekonomi yang agresif condong ke barat dan area Bandung Raya. Jika Pemda setempat jeli, dapat saja perkembangan ekonomi disana melampui target.
“Jadi saya kira dari segi keberadaan BIJB tidak sedikit positifnya. Bukan Majalengka saja, namun Jawa Barat secara borongan dimana kesudahannya punya bandara yang representatif,” ujar Acuviarta.
Dia bahkan meyakini, dilima tahun kesatu beroperasi laju perkembangan ekonomi disana bakal naik satu hingga 1,5 persen. Ini menyaksikan dari kesempatan yang ada melewati hadirnya penyerapan tenaga kerja, investor dan serapan konsumsi. Dengan begitu guna jangka panjang ekonomi di Majalengka bakal naik lebih dari dua persen.
“Masyarakat enggak usah khawatir. Orang datang ke BIJB tersebut potensi. Karena pengembangan area sangat masif,” tandasnya. Ketika satu area menjadi persinggahan sektor jasa bakal berkembang, salah satunya hotel. Tapi memang tidak bakal optimal andai tidak ada pesona yang disuguhkan. Masyarakat di sini dapat menciptakan guna menjadikan sebuah yang menguntungkan.
PT BIJB yang bertanggung jawab dengan pembangunan bandara serta area aerocity menurutnya tidak dapat bekerja sendiri. Instrumen beda harus bergerak salah satunya pemerintah untuk dapat memberdayakan masyarakat setempat. Sehingga potensi BIJB dengan segala kelebihannya akan maksimal.
“Tentu anda harus siapkan. Keraguan masyarakat yang katanya cuma bakal sebagai pemirsa harus diyakinkan. Bukan melulu BIJB namun pemerintah kabupaten/kota mempersiapkan. Kalau semua konsentrasi pada BIJB ga akan berlalu problemnya. Toh akibat ekonomi luas. Masalah masyarakat mesti diatur. Percaya deh jadi yang sekitar ini pemerintah dinamakan ganti rugi bukan itu. Tapi menjadi ganti untung,” imbuh Acuviarta yang adalahanggota ISEI ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar